Dilansirdari Healthline, botol plastik terbuat dari berbagai resin (zat padat tanpa bentuk) dan senyawa organik yang dapat diolah menjadi polimer sintetis. Botol plastik memiliki kode daur ulang ( recycling code) yang tercetak pada kemasannya. Kode ini bisa menginformasikan dari jenis plastik apa botol itu dibuat. KAImenggunakan kemasan berbahan dasar kertas, serat jagung, dan serat tebu pada berbagai menu makanan yang disajikan. VP Public Relations KAI Joni Martinus menyampaikan, dalam penggunaan kemasan makanan di KA, KAI menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan serta mengurangi penggunaan bahan plastik. Inilah6 Bahaya dari Mengonsumsi Makanan dalam Kemasan. 4 menit. Ditinjau oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim : 25 Juli 2022. "Dibalik kepraktisannya, ada bahaya yang perlu diwaspadai dari mengonsumsi makanan cepat saji dalam kemasan. Obesitas, tekanan darah tinggi, risiko stroke, usus tersumbat, dan diabetes adalah beberapa di antaranya.". Kertaskemasan yang food grade terbuat dari virgin pulp, dimana seratnya berwarna putih alami dan tidak mengandung serat daur ulang sama sekali. Tentunya, jenis kertas ini juga telah sesuai dengan Namunsering juga kita menjumpai kemasan makanan yang terbuat dari plastik, kaleng, styrofoam, kemasan makanan berjenis seperti ini setelah digunakan tentu harus didaur ulang kembali agar tidak terlalu banyak dampak yang mengakibatkan pencemaran air dan tanah, tentu memang harus ada pantauan khusus untuk hal seperti ini. Kemasanmakanan yang fleksibel umumnya terbuat dari dua jenis bahan, yaitu plastik dan juga alumunium foil. Bahan ini bisa diaplikasikan untuk mengemas makanan tanpa perlu khawatir ada zat berbahaya yang terkandung di dalamnya. Di samping itu, bahan alumunium foil pun tidak bisa ditembus sinar matahari langsung sehingga meminimalisir Kemasanini juga tidak mengandung senyawa berbahaya seperti benzene dan styrene (bahan baku styrofoam), serta bebas dari bakteri. Di samping itu, karton food grade yang berasal dari serat alami 6camilan kota Surakarta, selain itu desain kemasan yang baru ini bertujuan untuk memposisikan dirinya sebagai salah satu buah tangan khas dari kota Surakarta yang terbuat dari bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia dan pengawet lainnya, sehingga sangat aman untuk dikonsumsi. Desain kemasan yang baru ini juga memberikan informasi yang sangat banyak dan lengkap mengenai apa itu Roti 42h5twy. Kemasan produk berdasarkan fungsinya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu kemasan primer, sekunder, dan tersier. Sesuai dengan namanya, kemasan primer adalah kemasan utama dari sebuah produk. Kemasan produk sendiri menjadi salah satu strategi jualan online yang tidak boleh dilupakan. Pasalnya, kemasan yang menarik akan memikat perhatian calon konsumen baru. Jadi, ketika nanti dipasang di website GoStore, hasil foto produk akan terlihat stand out. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai manfaat dan contoh kemasan utama! Apa itu Kemasan Primer? Kemasan primer adalah packaging atau tempat yang langsung bersinggungan dengan produk. Kemasan ini harus mampu menjaga dan melindungi stabilitas produk. Maka, biasanya kemasan utama terbuat dari bahan yang tahan air dan udara. Hal ini nantinya akan menjaga mutu produk supaya dapat terjaga dengan baik, khususnya pada produk makanan. Dengan kemasan ini, produk mungkin dijual dalam bentuk eceran. Misalnya seperti kemasan kopi bubuk, mie instan, sabun cair, botol sampo, dan sebagainya. Pada kemasan primer biasanya juga ditampilkan informasi lengkap terkait produk di dalamnya, seperti komposisi, tanggal kedaluwarsa, cara penggunaan, efek samping, cara simpan, dan sebagainya. Baca juga Packaging Adalah Pengertian, Jenis, dan Contoh Desainnya Jenis Kemasan Lainnya Selain kemasan primer, ada juga yang disebut dengan packaging sekunder dan packaging tersier. Seperti apa perbedaannya? Simak penjelasan berikut ini! 1. Kemasan sekunder Kemasan sekunder berbeda dengan kemasan utama, sebab tidak langsung berhubungan dengan produk itu sendiri. Packaging sekunder atau yang sering disebut sebagai secondary packaging adalah packaging yang langsung bersinggungan dengan kemasan primer. Packaging ini dibuat sebagai tambahan pelindung untuk menjaga kemasan primer sekaligus produknya, serta memudahkan pemindahan beberapa produk serupa. Packaging sekunder sendiri jauh lebih rentan dibandingkan dengan packaging utama. Kemasan jenis ini biasanya tidak berpengaruh pada mutu produk karena tidak bersentuhan secara langsung. Contoh dari kemasan sekunder seperti kardus mi instan, packaging odol, karton obat-obatan dan sirup, serta lainnya yang bertujuan melindungi produk dan packaging utama secara lebih maksimal. Baca juga Kemasan yang Ramah Lingkungan serta Contohnya, Ada Apa Saja? 2. Kemasan tersier Terakhir adalah kemasan tersier yang berperan penting dalam pengiriman beberapa produk. Biasanya, para produsen yang ingin mengirim produk ke penjual ritel akan membutuhkan kemasan jenis ini. Kemasan tersier juga berfungsi penting untuk menjaga keamanan produk saat diangkut dalam jumlah besar dan perjalanan yang jauh. Kemasan tersier akan melindungi packaging sekunder, packaging utama, dan produk itu sendiri. Agar lebih aman, kemasan tersier biasanya terbuat dari bahan kayu, kardus, hingga kontainer. Tentu, pemilihan bahan disesuaikan dengan produk yang dipasarkan dan seberapa jauh pengiriman yang akan dilakukan. Contoh kemasan tersier adalah kontainer dan peti kemas. Mengapa Packaging Primer Penting? Kemasan primer tidak hanya berfungsi sebagai wadah dari produk yang dikemas. Kemasan primer berperan penting dalam menjaga produk tetap terlindungi dan terjaga bersih bebas dari kotoran maupun kontaminasi zat lainnya. Tidak hanya itu, packaging utama juga akan meningkatkan daya tahan produk karena dapat menghindarkan dari kerusakan fisik akibat perubahan cuaca. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kemasan primer dapat menampilkan informasi produk yang bisa menentukan keputusan pembelian seorang konsumen. Informasi yang ada bisa berupa bahan baku atau komposisi, berat produk, tanggal kedaluwarsa, dan sebagainya. Baca juga Membuat Kemasan Produk Menarik dan Menjual Contoh Kemasan Primer Sebagaimana yang sudah diketahui bahwa packaging utama adalah tempat yang langsung berhubungan dengan produk, tentu terdapat banyak sekali contoh dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dari kemasan utama di antaranya plastik, botol gelas, kaleng, karton untuk produk minuman dan makanan, serta masih banyak lagi. Kemasan primer adalah tempat atau wadah yang secara langsung bersinggungan dengan produk. Selain kemasan produk, hal yang bisa Anda lakukan dalam membangun atau memgembangkan bisnis adalah memperbanyak target pasar, salah satunya dengan membuat website jualan online. Untuk Anda yang ingin mencoba membuat website dengan mudah, bisa melalui platform GoStore. Dijamin mudah dan cepat. Tunggu apa lagi? Yuk, segara buat website toko online Anda di GoStore dan nikmati berbagai promo menariknya sekarang juga! - Plastik menjadi tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak, bahan kemasan yang tersedia dalam berbagai bentuk tersebut kerap dijadikan pilihan untuk membawa atau membungkus makanan dan minuman. Sejarah panjang plastik dan kehidupan manusia sudah dimulai sejak dua abad yang lalu, atau jauh sebelum kebanyakan negara modern muncul di dunia. Menurut catatan Petrochemicals Europe, temuan pertama bahan petrokimia modern terjadi tahun 1835. Saat itu, Henri Victor Regnault, ahli kimia asal Prancis menjemur gas vinil klorida turunan minyak bumi dan menemukan produk polyvinyl chloride PVC yang kini menjadi bahan baku utama materi botol, pipa, hingga kabel. Temuan terpenting selanjutnya adalah bakelite, plastik 100 persen sintetis yang pertama, oleh ahli kimia Belgia Leo Hendrik Baekeland pada tahun 1907, mengutip dari laman American Chemical Society. Ini menandai revolusi plastik, karena sejak itu bahan pembungkus yang higienis, tahan lama, dan murah tersebut mulai diproduksi secara perlu diketahui, setiap kemasan plastik tidak dibuat dengan bahan yang sama. Beberapa di antara jenis plastik dapat digunakan berulang kali, tetapi ada pula yang dapat menimbulkan risiko kesehatan dan pencemaran Anda menemui produk plastik, di bagian bawahnya seringkali ada simbol segitiga berisi kode 1–7 yang menggambarkan jenis bahan baku yang digunakan dan penanda dapat didaur ulang. Kode ini penting untuk memahami karakter produk plastik dan kemampuan daur maksudnya? Seperti dinukil dari pedoman yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, ketujuh kode tersebut adalah 1 Polyethylene Terephthalate PET atau PETE Polyethylene Terephthalate adalah nama kimia untuk polyester. Mengutip Alodokter, kemasan plastik dengan kode ini biasanya berwarna jernih atau bening, memiliki permukaan yang halus, dan tidak mudah rusak. Bahan PETE juga mampu menghalangi oksigen dan karbon dioksida yang keluar atau masuk ke dalam kemasan. Oleh karenanya bahan PETE umumnya dipakai untuk botol minuman, botol minyak goreng, selai, botol kecap, botol saus, dan gelas plastik. Dalam hal keamanan, botol plastik PETE diketahui aman digunakan asalkan penggunaannya terbatas satu kali saja. Penggunaan berulang dapat membahayakan kesehatan, sebab bahan PETE dapat larut ke cairan di dalamnya. Saat hal itu terjadi, maka bisa memicu munculnya racun DEHA yang dapat menyebabkan masalah hati, masalah reproduksi, gangguan hormon, dan pemicu studi yang dilakukan Sustainable Waste Indonesia SWI pada Maret-Agustus 2021, seperti dilaporkan Liputan 6, menunjukkan bahwa tingkat daur ulang PET merupakan yang tertinggi dibandingkan jenis plastik lainnya. Menurut studi itu, galon PET paling tinggi recycle rate-nya, mencapai 93 persen, disusul oleh botol PET 74 persen, dan cup 81 persen. 2 HDPE atau PEDH High-Density PolyethyleneHigh-density polyethylene adalah plastik tahan panas yang dihasilkan dari minyak bumi. Kode ini banyak ditemukan dalam botol air minum dan galon, serta beberapa produk lain seperti sampo, deterjen dan oli motor. Plastik dengan tipe ini memiliki ketahanan kimia yang baik dan bersifat lebih kaku. Akan tetapi, kemasan plastik menggunakan HDPE cenderung memiliki ketahanan yang buruk terhadap cuaca dan mudah terbakar. Sama seperti PET, plastik jenis ini idealnya dipakai sekali lalu didaur ulang. Sebuah artikel di Journal of Toxicology and Risk Assessment atau Jurnal Toksikologi dan Penilaian Risiko berjudul “Public and Environmental Health Effects of Plastic Wastes Disposal A Review” menyebut tidak adanya ftalat atau Bisphenol A BPA dalam HDPE. Artikel yang dipublikasikan pada 12 April 2019 ini juga menyatakan bahwa HDPE aman untuk makanan dan minuman sebab tidak ada laporan mengenai risiko kesehatan dari bahan demikian, artikel itu juga menyebut bahwa beberapa studi menunjukkan paparan sinar matahari yang lama dapat membuatnya berbahaya. 3 Polyvinyl Chloride PVC atau V PVC bisa diproduksi menjadi bahan yang kaku maupun fleksibel. Bentuk PVC yang kaku umumnya terdapat pada bahan bangunan dan kemasan non-makanan, sementara PVC yang bersifat fleksibel umumnya digunakan untuk pelapis kabel listrik dan plastik penampung sampah medis. Penggunaan PVC dilarang sebagai bahan baku kemasan untuk makanan dan minuman lantaran zatnya yang beracun. Di samping itu, zat aditif pada PVC dapat terlepas dan membuat manusia terpapar zat beracun, seperti timbal dan timah. Dalam artikel “Public and Environmental Health Effects of Plastic Wastes Disposal A Review” yang disebut di atas, disebut pula bahwa seluruh siklus hidup PVC-meliputi produksi, penggunaan dan pembuangan-mampu menyebabkan risiko lingkungan dan kesehatan masyarakat yang parah. Akan tetapi, karena efektivitas biaya dan keserbagunaan, PVC sangat populer dalam produksi barang konsumsi. PVC telah dilaporkan menyebabkan bronkitis kronis, cacat lahir, perubahan genetik, kanker, penyakit kulit, tuli, gagal penglihatan, bisul, disfungsi hati dan gangguan pencernaan. Infografik Advertorial Mengenal Plastik, Kode, & Ragamnya. 4 Low-Density Polyethylene LDPELDPE adalah jenis plastik yang diproduksi pada suhu tinggi. Jenis plastik ini banyak digunakan sebagai pembungkus makanan, lantaran sifatnya yang fleksibel namun kuat, menukil dari artikel berjudul "The Effect of Low Density Poly Ethylene LDPE Towards Plastic Oil" yang ditulis oleh Hariadi dkk dan dipublikasikan di Aceh International Journal of Science and Technology. Selain itu, LDPE juga jamak dipakai untuk kantong plastik belanja, kantong plastik sampah, tutup minuman, pelapis kertas karton susu, dan mainan di Jurnal Toksikologi dan Penilaian Risiko juga menyebut bahwa karena plastik jenis ini tidak ada komponen yang berbahaya terhadap tubuh manusia, penggunaannya dianggap aman untuk minuman dan menurut Hariadi dkk pada artikel yang sama, kendati LDPE berguna dalam kehidupan sehari-hari, peningkatan jumlah sampahnya menjadi masalah. Hal ini disebabkan sulit terurainya jenis plastik ini secara langsung oleh mikroorganisme di dalam tanah, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan berupa degradasi lahan. 5 Polypropylene PP PP tergolong dalam bahan plastik tahan lama dan tahan terhadap suhu tinggi. Jenis ini seringkali digunakan untuk cup yogurt, botol obat, botol kecap, botol sirup, dan sedotan. Seperti dinukil dari situs informasi kesehatan WebMD, toksisitas jenis plastik ini lebih rendah karena tidak mengandung BPA. Penggunaan polypropylene juga dianggap lebih baik dari plastik yang mengandung BPA. Masih dari yang sumber yang sama, plastik jenis ini juga bisa saja menggunakan Phthalates, yakni bahan kimia yang digunakan untuk melunakkan plastik sehingga membuatnya lebih fleksibel. Ftalat dan BPA dapat berbahaya karena dapat menyebabkan kanker, asma, ketidakseimbangan hormonal, dan masalah reproduksi. Keterpaparan ftalat ini salah satunya bisa lewat makanan yang tertelan, yang sebelumnya telah disimpan dalam plastik. 6 Polystyrene PS Plastik berkode nomor 6 ini digunakan untuk membuat styrofoam yang biasa dijumpai dalam kemasan makanan. Namun, polystyrene dapat mengeluarkan styrene yang mungkin merupakan karsinogen bagi manusia. Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC Amerika Serikat, styrene dapat bermigrasi ke dalam makanan dari kemasan yang terbuat dari polystyrene. Styrene sendiri adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat lateks, karet sintetis, dan resin polistiren. Resin ini memang digunakan untuk membuat kemasan plastik, gelas dan wadah sekali pakai, isolasi, dan produk lainnya. Styrene ini juga diketahui sering terdeteksi di udara perkotaan. Hal ini dapat ditemukan di dalam ruangan sebagai akibat dari pengoperasian fotokopi, printer laser, dan dari asap rokok. Meski efek kesehatan manusia dari paparan styrene dalam tingkat yang rendah tidak diketahui, CDC mengungkap bahwa pekerja yang terpapar styrene dalam jumlah besar dapat mengalami iritasi pada mata dan saluran itu, paparan jangka panjang dalam jumlah besar disebut CDC telah menyebabkan cedera pada sistem saraf pekerja-pekerja yang menggunakan styrene. 7 Other Dilansir Healthline, botol dengan kode daur ulang 7 seringkali terbuat dari plastik polikarbonat atau resin epoksi yang mengandung BPA atau bisphenol A. Beberapa botol dan galon air minum, masih menurut laporan tersebut, memakai bahan sendiri dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk infertilitas pada pria dan wanita, kanker payudara, kanker prostat, dan pubertas dini. Dengan demikian menggunakan botol dengan kode ini sebaiknya hati-hati dan tidak pernah memanaskan atau menggunakannya dengan makin masifnya penggunaan plastik, produk-produk kemasan tersebut tidak jarang ditemukan berserakan di dengan sampah plastik sendiri, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional SIPSN, jumlah timbunan sampah secara nasional dari 229 kabupaten/kota mencapai 28,7 juta ton pada 2021. Dari keseluruhannya, sekira 17,3 persen merupakan jenis sampah plastik. Bahkan pada tahun 2020, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI menaksir adanya peningkatan sampah plastik di wilayah Jabodetabek selama Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB. Hal itu disebut LIPI selaras dengan meningkatnya persentase belanja daring dan penggunaan layanan pesan antar delivery. Menurut Rafika Aprilianti, Peneliti Ecological Observation and Wetlands Conservation ECOTON, plastik akan menyebabkan timbunan sampah liar di lingkungan jika tidak ada upaya daur ulang dalam skala bercerita lebih lanjut bahwa sampah plastik di Indonesia khususnya di sungai banyak didominasi oleh kemasan-kemasan sachet, baik dari makanan, bumbu dapur, atau minuman. “Kebanyakan sachet sih kalo di timbunan sampah liar, di sungai khususnya. Nomor 1 botol kemasan, terus kemasan minuman. Terus ada gelas cup-cup, itu juga banyak. Kemudian kantong-kantong kresek,” katanya saat dihubungi Tirto, Kamis 18/6/2022.Jadi, pastikan Anda menggunakan plastik dengan bahan yang aman bagi kesehatan dan bisa didaur ulang. - Kesehatan Penulis Fina Nailur RohmahEditor Farida Susanty

kemasan di samping terbuat dari bahan